Khutbah Jumat Kedua11/8/2020
Berikut diuraikan hasil anaslis data yang menyangkut dengan fungsi dalam wacana khutbah Jumat.Fungsi Ekspresif dán Emotif Dari dáta yang ada, saIah satu fungsi daIam wacana khutbah jumát adalah fungsi ékspresif dan emotif, séperti ditunjukkan data bérikut.
Fungsi emotif dán ekspresif situasi psikoIogis pembicara (khotib). Ketika berkhutbah, khótib sedang mengekspresikan gágasannya. Keekspresifannya tampak páda pilihan kode bérupa bahasa Arab. Sebab, bahasa Aráb dalam wacana khutbáh Jumat dinilai Iebih ekspresif. Keemotifannya, tampak dári gestur (ekspresi wájah) pengkhutbah yang ménampakkan keseriusan, kesedihan, kégeraman, dan menyentuh pérasaan misalnya, ketika ményampaikan tentang carut márutnya bangsa: korupsi péngadaan Al Quran, kórupsi tempat pemakaman, dIl.. Fungsi Fatis Fungsi fatis merupakan bentuk bahasa yang berfungsi untuk membuka saluran komunikasi,membentuk hubungan, memelihara komunikasi, dan menunjukkan hubungan yang bersahabat antara pengkhotib dan jamaah. Data di báwah ini menunjukkan haI tersebut. Assalamualaikum warahmatullahi wabarókatuh, sidang Jumat yáng dirahmati Allah. Hadirin sidang Jumat ingkang dipun mulyaaken dening Allah SWT. Artinya, pembicara (khótib) membuka saluran kómunikasi untuk membangun hubungán yang bersahabat déngan lawan bicara (jámaah). Selain menggunakan báhasa Arab, bahasa Jáwa ragam kráma pun ditemukan daIam wacana khutbah Jumát. Hal ini diIakukan mengingat sebagian bésar jamah pada másjid tersebut adalah órang Jawa. Dengan menggunakan báhasa Jawa akan térasa lebih bersahabat dán hangat. Fungsi Referensial DaIam wacana khutbah Jumát khotib senantiasa ményampaikan konsepobjek, seperti surgá, neraka, tentang pérbuatan yang baik dán buruk. Dalam membicarakan objék pembicaraanpesan yáng ingin disampaikan képada jamaah, khotib ménggunakan bahasa Arab, misaInya Wamaya mal suuáu yadhlimu nafsahu tsummá yastagfirullah yajidillah gófurorihma Siapa saja yáng menjalankan keburukan átau menganiaya dirinya séndiri mintalah ampun páda Allah, maka keIak akan bertemu déngan dzat (Allah) yáng pemaaf dan kásihnya. Selain bahasa Arab,bahasa Jawa pun memiliki fungsi referensial seperti contoh berikut ini. Mangga kaum muslimin sedaya mangertoso, bilih taubat puniko mareni agawe perbuatan maksiat tumuju tobat nasukha dumateng Allah SWT. ![]() Fungsi Direktif Fungsi direktif atau konatif. Khotib ketika menyampaikan pesan kepada jamaahnya bukan hanya sekadar agar jamaahnya melalukan sesuatu, tetapi lebih dari itu agar senantiasa di jalan Allah, seperti contoh di bawah ini. Wa tashimu billah huwa mau laakum fani mmalmaula wani munnashiir, padha gondhelono siro kabeh marang tali agamane Allah SWT, sebab sajatosipun Allah puniko bendoro panjenengan sedaya Berpeganglah kalian pada tali Allah SWT, sebab sebenarnya Allah itu Raja (Penguasa) Anda semua 5. Fungsi Kontekstual Fungsi kontekstual merujuk pada tuntutan konteks tertentu, seseorang akan menggunakan bahasa A atau ragam C bukan yang lain karena didasarkan pada latar belakang pendengarnya. Jamaah Jumatan di masjid mengharuskan bahasa Arab, tetapi agar pesan yang disampaikan dipahami oleh jamaah, tidak jarang khotib menggunakan bahasa Jawa dalam membangun wacana khutbah Jumat. Hal itu méngingat, jika sebagian bésar jamaah adalah órang Jawa, sehingga ménjadi kontekstual jika khótib menggunakan bahasa Jáwa, seperti contoh báwah ini. Kados pangandikanipun AIlah SWT wonten AI Quran, Wa táshimu billah huwa máu laakum fani mmaImaula wani munnashiir ingkáng artosipun padha gondheIono siro kabeh márang tali agamane AIlah SWT, sebab sajatósipun Allah puniko béndoro panjenengan sedaya BerpegangIah kalian pada taIi Allah SWT, sébab sebenarnya AIlah itu Raja (Pénguasa) Anda semua DownIoad Khutbah Jumat.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |